Adab Kepada Allah: MENTAUHIDKAN DAN TIDAK MENYEKUTUKAN-NYA
Adab Kepada Allah: MENTAUHIDKAN DAN TIDAK MENYEKUTUKAN-NYA - Inilah
hak dan adab terbesar yang harus diberikan oleh seorang hamba kepada Alloh,
mentauhid-kan-Nya dalam peribadahan dan tidak menyekutukan-Nya sedikit-pun.
Alloh
berfirman:
وَاعْبُدُواْ
اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً
“Sembahlah
Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya....” (QS.an-Nisa'[4]:36)
Al-Hafizh
Ibnu Katsir رحمه الله mengatakan: "Alloh
memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya saja dan jangan berbuat syirik, karena
Dialah yang memberi rezeki, yang memberi nikmat, yang Maha memberi keutamaan
kepada makhluk-Nya pada setiap waktu dan keadaan. Dialah yang paling berhak
agar mereka mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan seorang makhluk
pun." (Tafsir Ibnu Katsir 2/297 —tahqiq Sami bin Muhammad
as-Salamah-)
Rosululloh
صلي الله عليه وسلم bersabda:
يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ
الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: حَقَّ
اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ
الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ
شَيْئًا
"Wahai
Mu'adz tahukah kamu apa hak Alloh yang wajib bagi para hamba dan hak hamba bagi
Alloh?" Mu'adz رضي الله عنه menjawab:
"Alloh dan Rosul-Nya yang lebih tahu." Nabi صلي
الله عليه وسلم menjelaskan: "Hak Alloh yang wajib bagi setiap hamba
adalah agar mereka mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya. Dan hak hamba bagi
Alloh adalah Alloh tidak menyiksa orang yang tidak menyekutukan-Nya." (HR.
Bukhori: 128, Muslim: 30)
Hasan
al-Bashri رحمه الله pernah ditanya: "Adab
apakah yang paling bermanfaat?" Beliau menjawab: "Tafaqquh di dalam
agama, zuhud di dunia, dan mengenal kewajiban yang harus engkau berikan kepada
Alloh." (Madarijus Salikin 2/428)
Berkata Ibnul Qoyyim رحمه
الله: "Tujuan mulia yang dapat menghantarkan kebahagiaan dan
keselamatan bani Adam adalah mengenal Alloh, mencintai, menyembah hanya
kepada-Nya, dan tidak berbuat syirik. Inilah hakikat perkataan seorang hamba: La
llaha Illalloh (Miftah Darus Sa'adah 3/27 -tahqiq Ali bin Hasan
al-Halabi-)
Post a Comment
Post a Comment